Tipografi merupakan unsur penting di
dalam desain, karena tipografi adalah inti. Tipografi adalah salah satu elemen
yang menyampaikan isi dan maksud dari sebuah karya desain. Tidak jarang, desain
yang efektif adalah desain yang hanya menggunakan tipografi yang baik tanpa
menggunakan elemen visual sama sekali.
Sebegitu pentingnya peran tipografi
pada desain yang kita hasilkan, jadi biarpun desain visual kita “wah”, tetapi
kalau tipografi nya tidak mudah di baca dan susah di mengerti, maka desain
tersebut termasuk gagal. Untuk menghindari itu, berikut 6 tips dasar untuk
membuat tipografi lebih menarik, nyaman dan mudah terbaca.
Kerning
Kerning adalah jarak antar huruf.
Dan ini merupakan favorit saya, kalau sudah bingung bagaimana membuat
judul/kalimat tertentu menjadi lebih menarik, saya biasanya mendempetkan kerning
pada judul/kalimat tersebut. Namun harap di perhatikan, jangan sampai terlalu
mendempetkan kerning karena hasilnya judul/tulisan akan susah terbaca dan
terasa ‘penuh’. Jadi, gunakanlah teknik ini secukupnya.
Pemilihan
Font
Pemakaian jenis font yang tepat dapat membantu desain
menjadi lebih menyatu dan lebih cepat mengkomunikasikan maksud dari desain.
Misalnya, pada desain brosur kecantikan, kita tidak mungkin menggunakan font
yang ‘keras’, berbentuk kaku dan tebal. Akan lebih tepat jika kita menggunakan
font yang tipis dan luwes, sesuai dengan kepribadian target market yang di
tuju, yaitu wanita.
Jenis font bisa di ibaratkan jenis ‘suara’ yang
berbicara pada desain. Font dengan gaya tebal akan terasa seperti suara
laki-laki dan bersuara berat. Font berbentuk kaku dan kotak-kotak, akan terasa
seperti robot atau mesin yang berbicara, dan seterusnya. Masing-masing jenis
font mempunyai jenis suara tersendiri.
Berat dan
Ukuran = Kita bisa memainkan berat (tebal tipis) dan ukuran (besar kecil) font,
untuk memberikan emphasis (elemen mana yang akan di baca atau di tampilkan
terlebih dahulu). Sehingga secara tidak langsung pembaca akan di tuntun sesuai
dengan flow yang kita mau. Cara ini juga untuk mencegah pembaca pusing akan
bagian mana yang seharusnya di lihat terlebih dahulu. Salah urutan dalam
membaca akan mengakibatkan informasi yang kita sebarkan susah di mengerti.
Leading adalah jarak spasi antara
kalimat atas dan bawah dalam satu paragraf. Biasanya elemen ini jarang di
utak-atik oleh kebanyakan desainer. Padahal leading yang di atur dengan baik
akan membuat pembaca tidak merasa lelah jika mereka membaca suatu artikel yang
panjang. Jarak yang di hasilkan jika kita memainkan leading akan memberikan
kesan ruang kosong (whitespace). Yang tentu saja membuat mata tidak cepat lelah
saat melihat teks yang begitu banyak.
Warna
Warna pada font biasanya di
sesuaikan dengan background. Jika background berwarna (foto) maka lebih baik
menggunakan 1 warna font yang netral (putih misalnya). Yang pasti harus
menghasilkan kontras yang cukup, sehingga tetap nyaman di baca dan tidak
‘menusuk’ mata.
Teman-teman desainer kebanyakan
pasti menyukai warna background hitam, namun masalahnya kalau di website, kombinasi
background hitam dan teks putih itu akan menghasilkan ‘efek negatif film’ pada
mata saat kita selesai membaca.
Akan lebih baik jika warna
background di buat tetap gelap, namun tidak hitam 100%, dan berikan warna
abu-abu muda pada font. Dengan begitu maka mata tidak akan terlalu lelah dan
‘efek negatif film’ tidak akan ada lagi.
Lebar
Paragraf
Hal ini sangat penting, karena
sangat mempengaruhi kenyamanan membaca. Coba bayangkan paragraf yang lebar di
halaman website dengan artikel yang panjang. Kita sampai harus perlu memutar
kepala sedikit (dari kiri ke kanan) untuk membaca artikel tersebut. Saya jamin
kita hanya akan bertahan 1-2 paragraf saja!
Idealnya paragraf tidak terlalu
lebar (dan tidak terlalu pendek), harus di sesuaikan dengan besar font juga.
Untuk ini memang kita harus mencoba langsung membaca paragraf yang kita desain
untuk menemukan lebar yang ideal. Jika kita masih menggerakan kepala lumayan
sering, itu artinya kita harus mengatur kembali lebar paragraf tersebut.
Kesimpulan
Dengan ke 6 tips di atas semoga kita bisa lebih peka
dalam mengatur tipografi (terlebih jika teks nya banyak!). Percayalah, dengan
tipografi yang mudah terbaca maka orang juga akan lebih menyukai desain kita.
Mulai sekarang anggaplah tipografi sebagai bagian penting dalam desain (atau
yang lebih ekstrim, tipografi sebagai visual juga).
Apakah kamu mempunyai tips tambahan lain? Ayo di
bagikan dengan teman-teman yang lain di kolom komentar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar